Cerita Ami


Gw mau cerita, mungkin sangat pasaran kali yah, tapi gak apalah gw cerita aja.

Gw punya teman, cewek, sebut saja Mawar (kok kyak brita korban perkosaan yah?? ganti ah), siapa yah...ngngngngng Ami aja yah, singkat. Hehehe...
Ami adalah anak yg cewek yg biasaaaaaaa bgt, tapi bkn berarti dia kampungan... maksud gw, biasa ajah gituh...just an ordinary girl, malah kadang2 dia bisa invisible (bkn maksud sbnrnya loh yah), maksud gw, Ami ini sering kali terlupakan keberadaannya sm org2 di sekitarnya. Pada suatu masa, saat dia kelas 2SMP, singkat cerita yah.... Ami mulai merasakan cinta pertamanya, meskipun pada saat itu dia belum sadar sm perasaannya. Pria yg beruntung itu adalah (atau gak beruntung yah??), mari kita sebut saja dia Jingga (bro , pinjem nama yah bro...pisss! i like ur name, jiaahhh curcol). Awal terjadi getaran2 itu dikarenakan posisi duduk di kelas, Ami duduk di depan Jingga dan temannya Goro (sbt saja bgtu). Bocah2 lelaki ini hobi sekali menjahili Ami, satu hal yg paling nyambung antara Ami dan mereka adalah saat hari senin tiba, pagi2 mereka sudah ngobrol ttg pertandingan sepakbola yg ditayangkan malam sebelumnya. Hanya saja Ami dan Jingga sering sekali berbeda pendapat tentang tim favorit masing2. Yah bla bla bla bla....gak jarang adu mulut dilanjutkan dgn aksi kejar2an keliling sekolah sambil si Ami membawa2 sapu mengejar Jingga.
Saat itu, mungkin perasaan Ami masih polos, baru saat kelas 3 mereka berpisah kelas. Dan Ami baru tahu kalau ternyata banyak cewek2 di sekolahnya yg mengagumi Jingga. Bodohnya Ami. Padahal saat itu dia mulai merasakan getaran2 cinta (wekssss)...dan saat SMA mereka beda sekolah. Meskipun begitu Ami tetap memendam perasaannya. Dia gak ingin JIngga tahu, gak ingin semuanya rusak, dan dia takut ditolak. Maka dia memutuskan untuk tidak lagi menghubungi Jingga. Pengecut, mungkin itu yg orang pikir terhadap Ami, gw sendiri jg berpikir seperti itu.
Satu tahun kemudian saat kelas 2 SMA, Ami tak sengaja bertemu Jingga di sebuah mall, Ami kembali teringat cinta pertamanya. Ternyata getaran-getaran itu masih ada. Maka mulailah dia mengumpulkan keberaniannya untuk menghubungi Jingga, lalu dia pun menelepon Jingga k rumahnya (wktu itu blm jaman hape). Singkat kata, awalnya berjalan lancar... terus Ami dan Jingga berencana bertemu di foodcourt. Ami mengajak temannya (dia pemalu skali).... ditunggu hingga lamaaaaaaaa skali, tapi Jingga tak kunjung datang... Ami pulang dgn kecewa
Di sini lah masalah bermula, Ami merasa minder setelah kejadian pertemuan yg gagal itu, tapi tmnnya, mari sebut saja Puspa (huahahhaha bodo ah, itu nama pertama yg terlintas di benak gw), tetap mendukung dan menyemangati Ami. Tapi rupanya Ami sudah patah semangat, dia sudah mengidap minder stadium lanjut....makaaaaa jadilah Puspa menyamar sebagai Ami, di telpon maksudnya. Slama ini hubungan mereka cuma by phone saja. Kejadian ini terus berlanjut hingga satu bulan, mungkin yah....lalu pada suatu malam Ami mendengar pembicaraan telepon antara Puspa dan Jingga, ternyata Puspa memberitahu Jingga kalo dia bukan Ami. Hmmm masalah!!! Jingga merasa dibohongi dan kecewa pada Ami. Puspa pun menyuruh Ami untuk minta maaf. Ini yg tersulit untuk Ami. Dia benar2 merasa bersalah dan malu pada Jingga dan pada dirinya sendiri. Lama sekali Ami berdiri di depan telepon untuk menghubungi Jingga. Tapi kemudian dgn cepat dihubunginya Jingga dan dia meminta maaf. Jingga hanya menjawab sekena. Ami menutup telepon dgn perasaan kecewa...dia menyesali dirinya untuk waktu yg lama.
Tahun demi tahun berlalu, pria2 datang dan pergi dalam kehidupan Ami, tapi gak ada yg berubah. Cuma Jingga yg ada di hati Ami. Cinta pertama begitu sulit untuk dilupakan. Ami pun kadang menanyakan kabar Jingga pada Rully teman kuliah Jingga (mereka kuliah di satu kota tapi tidak pernah bertemu). Hingga tahun 2006, saat itu bulan apa yah...kok gw lupa, ah mungkin agustus, Ami mulai berhubungan dgn Goro (bkn pacaran) krn kebetulan bbrp bulan sblumnya dia bertemu Goro. Mereka pun sms-an. Ami yg sudah lama sekali tidak tahu kabarnya Jingga, akhirnya memberanikan diri menanyakannya pada Goro. Malang bagi Ami, ternyata kabar buruk yg ia dapat. Goro mengatakan, Jingga sakit keras saat ini, sudah berlangsung selama setahun. Jingga kena kanker otak (saat menulis ini pun gw sedih) sudah stadium IV, tangannya cuma satu yg bisa digerakkan, dia sudah nggak bisa jalan lagi, kadang kalo teman2 datang menjenguk pun dia tidak ingat siapa mereka, tubuhnya kurus. Ini merupakan pukulan bagi Ami. Goro meminta Ami untuk menjenguknya, tapiiiii Ami takut. Dia takut dan malu bertemu Jingga lagi walaupun dia ingin. Goro memohon berkali2, tapi Ami tetap tidak mau. Ami takut Jingga melupakannya (ooohh sungguh picik skali Ami, argh kesel gw di bagian ini). Sampai ulang tahun Jingga pun dia tidak kunjung datang, oktober ulang tahunnya. Dan pada suatu hari pertengahan desember tahun 2006, hujan saat itu mengguyur kota, Ami yg saat itu sedang membaca komik kesukaannya menerima sms dari Adit (teman sgenk nya yg jg tmn 1 smp nya), berita duka, iyah.... Jingga udah pergi, begitu kata Adit. Ami saat itu, cuma bisa diam. Tidak ada air mata. Sampai berbulan2. Hidupnya hampa sekali. Walaupun dia nggak pernah ketemu Jingga lagi slama bertahun2 tapi dia tahu Jingga ada dan hidup di dunia yg sama dgnnya. Tapi kali ini semuanya terasa berbeda. Walau langit tetap biru, walau kota tetap ramai, tapi semuanya tidak lagi sama, Jingga tidak lagi berada di dunia yg sma dgn Ami. Tidak lagi bisa melihat matahari terbit yg sama, menghirup udara, merasakan angin, semuanya terasa berbeda...Ami masih tidak percaya dgn kepergian Jingga. Gw ingat, dia terus2an memakai baju hitam. Ami tidak datang ke pemakaman Jingga ataupun ke rumahnya.Hingga bulan april 2007, Adit mengajaknya ke makam Jingga. Ami mau, dan mereka pun datang. Pada waktu Ami melihat batu nisan bertuliskan nama Jingga, barulah dia sadar kalau Jingga benar-benar sudah pergi untuk selamanya.
Sepulangnya dari makam, Ami menangis untuk pertama kalinya sampai berhari-hari. Selama ini, sejak permintaan maaf yg tidak sopan Ami bertahun2 lalu itu, Ami selalu dihantui mimpi2 tentang meminta maaf pada Jingga, juga tentang tempat2 di sekolah SMP nya dulu yg banyak skli kenangan akn Jingga di sana, tapi dari semua mimpi itu, tak satu kali pun Jingga hadir dalam mimpinya. Tahun 2007, mimpi itu semakin sering datang juga masih tanpa Jingga. Lalu pada tahun 2009 bulan feb, Ami sudah bisa melupakan Jingga dan tidak lagi bersedih, mimpi itu kembali datang tapi kali ini Jingga hadir. Ami senang skali karena setelah skian lama ia dapat bertemu dgn kekasih hatinya itu, tapi juga takut, takut kalau dia akan sedih lagi dan kehilangan lagi. Dalam mimpi itu, Jingga terlihat hidup, dan ketika Ami mendekatinya untuk memastikan itu adalah Jingga, Jingga menghindari Ami. Ami meminta maaf dan Jingga hanya diam membisu lalu pergi. Ami terbangun, dia diam lama sekali pagi itu, tiba2 saja air matanya menetes tak mau berhenti.
Sampai detik ini, Ami terus merasakan penyesalan dalam dirinya akan perbuatan2nya terhadap Jingga. Menyesal karena tidak menjenguknya dikala Jingga sakit, menyesal karena tidak sungguh2 meminta maaf, dan menyesal karena sampai Jingga pergi pun Ami tidak mengungkapkan perasaannya.

Hiyaaaahhh itulah sodara sodari, cerita Ami. Ami yg picik, pengecut, labil, dan pemalu...maap Ami... Penyesalan slalu datang di akhir karena kalo di awal bukan menyesal donkk, itu mah menyerah sebelum bertanding, ehhehehehe... Menurut gw, Ami ini kurang berusaha untuk mengejar cintanya, dia lebih mementingkan dirinya di mata orang laen skali pun itu cinta matinya. Dia sangat memikirkan imagenya... Contohnya cara minta maaf, cara dia memperlakukan Jingga, dan saat Jingga sakit dia tdk dtg, walaupun dia ingin tapi dia jaim. Ami tdak benar-benar berusaha. Boleh dibilang, untuk urusan mengejar cintanya ini pun hnya 0, 001 % mungkin....
Gw, gw gak ingin jadi orang seperti Ami. Sebisa mungkin gw berusaha mendapatkan cinta gw. Meskipun seringkali gw juga jaim dgn mengatakan kalau gw sayang dan kangen orang itu. Tapi kalau kita sudah berusaha semampu kita dan orang yg kita cinta gak bisa menerima kita, apa mau dikata, kita gak bisa memaksakan kehendak kita pada orang lain. Cuma ikhlas yg dibutuhkan.

2 komentar:

rubbi said...

ini cerita apa gossipin teman sendiri. . hi hi hi

phiaphio said...

dua-duanya jeung, ahahaha

Copyright 2009 C'est Moi, Moi, Moi.... All rights reserved.
Free WPThemes presented by Leather luggage, Las Vegas Travel coded by EZwpthemes.
Bloggerized by Miss Dothy