Anyway, gw mau sharing ttg pengalaman apa yang harus dilakukan setelah kematian seorang keluarga (dalam hal ini keluarga terdekat).
Pertama, urus dan cari tahu kalau-kalau almarhum punya hutang di luar. Ini yang paling penting. Karena katanya arwah almrhm gak akan tenang kalau masih ada hutang yg belum diberesin. Urus yg satu ini secepatnya setelah kematian. Yah syukur-syukur sih nggak ada hutang diluaran, atau kalau ada yah kali-kali aja yg diutangin mau berbaik hati meringankan beban keluarga alm.
Kedua, urus akte kematian SESEGERA MUNGKIN. Akte kematian ini sangat diperlukan untuk mengurus surat-surat admntrasi kayak persoalan bank (tabungan si alm), akte rumah/tanah, ahli waris, bahkan juga utang piutang. Caranya memang SANGAT RIBET SEKALI dan butuh KESABARAN EKSTRA SUPER dalam mengurus yg satu ini. Jadi inget uwak dan om gw yg kesel gara-gara ngurus akte kematian papa. Berikut yg gw tau u/ prosesnya:
Pertama, urus dan cari tahu kalau-kalau almarhum punya hutang di luar. Ini yang paling penting. Karena katanya arwah almrhm gak akan tenang kalau masih ada hutang yg belum diberesin. Urus yg satu ini secepatnya setelah kematian. Yah syukur-syukur sih nggak ada hutang diluaran, atau kalau ada yah kali-kali aja yg diutangin mau berbaik hati meringankan beban keluarga alm.
Kedua, urus akte kematian SESEGERA MUNGKIN. Akte kematian ini sangat diperlukan untuk mengurus surat-surat admntrasi kayak persoalan bank (tabungan si alm), akte rumah/tanah, ahli waris, bahkan juga utang piutang. Caranya memang SANGAT RIBET SEKALI dan butuh KESABARAN EKSTRA SUPER dalam mengurus yg satu ini. Jadi inget uwak dan om gw yg kesel gara-gara ngurus akte kematian papa. Berikut yg gw tau u/ prosesnya:
- mintalah surat keterangan kematian dari RS atau dokter. Kalau meninggal di rumah minta sm dokter dan harus lebih spesifik soal waktu dan keterangan perihal kematiannya.
- trus kasih ke RT/RW untuk dibuatin pengantar surat kematian resminya
- bawa surat pengantar tadi ke kelurahan, bilang mau buat surat kematian. Kalau udah jadi mending di potokopi dan dilegalisir di kecamatan sebanyak mungkin, biar gak repot kalau-kalau akte kematiannya blm jadi. Bawa potokopi Kartu Keluarga, akte kelahiran alm, KTP alm.
- abis itu bawa ke kantor catatan sipil (ini nih yg bikin kesel), bilang mau buat akte kematian.
- pas ke kantor Catt Sipil kalau bukan si ahli waris (misal istri/suami/anaknya) yg ngurus ntar dikasih surat kuasa yg ngasih tau kalau si istri (misal) kasih kuasa ke adik suaminya (misal) untuk mengurus akte kematian ini. Pake materai 6rb 2 biji, kalau nggak salah
- abis itu, biasanya dibutuhkan saksi untuk bikin akte ini, saksinya bisa kerabat dekat. Cantumin nama saksi dan segala keterangan yg ada di ktp saksi. Ktp alm jg dibutuhin untuk isi formulir akte kematian.
- setelah lengkap semua dokumen, baru deh didaftarin tuh akte
- akte kematian akan jadi biasanya dalam waktu 1 bulan
- setelah jadi, bawa lagi itu akte ke kelurahan dan kecamatan u/ dilegalisir atau didaftarin gw lupa, maap.
- lalu selesai deh... maap-maap aja ya kalau ada yg salah
Ketiga, urus ahli waris dan pajak-pajak yg belum dibayar, surat-surat tanah dan rumah semua dipindah namakan ke ahli waris. Kalau nggak salah, kena pajak deh... lupa. Maap gak ngebantu.
Keempat, kalau-kalau alm punya asuransi mendingan diurus SECEPATNYA setelah akte jadi, soalnya sangat meringankan beban keluarga. Dan sekarang gw mikir, betapa pentingnya kita punya asuransi meski enggan membayar polis-polisnya :p... asuransi kesehatan dan mobil contohnya
Kelima, uruslah perihal BANK misalnya tabungan si alm. Pindahkan isinya ke rekening si ahli waris. Yang ini butuh akte kematian tadi. (yg gw tau bgt cuma soal ini)
Keenam, mengubah nama alm di Kartu Keluarga. Pergilah ke RT/RW dulu u/ minta surat pengantar trus bawa itu surat ke kelurahan. Setelah dari kelurahan, lanjut lagi ke kecamatan. *sambil bw akte kematian tentunya.
Yahhh setelah gw pikir-pikir, ada akte kelahiran ada juga akte kematian. Yang terakhir itu yg ribet bin puyeng ngurusnya...
Maaf yah kalau banyak kurangnya atau salahnya...