Saya harus bagaimana? Sudah hampir sebulan putus tapi masih sayang dan kangen mampus sama sang mantan... Saya masih belum rela lihat, dengar, dan tahu dia jalan sama wanita lain. Saya nggak tahu nanti kalau dia sudah menjadi 'milik' wanita lain. Urgh sedih... Saya masih sering menggerecoki dia dengan telepon2 saya, yang pasti membuatnya kesal walau dia bilang gak apa-apa. Saya tahu dia sibuk kuliah S2 nya. Saya masih sering mikirin dia, apa yg dia sedang lakuin sekarang, apa yg sedang dia pikirin, apa rencana dia besok hari... Saya ingin tahu lebih banyak lagi. Saya bahkan nggak bisa lagi bilang "sayang kamu" seenaknya atau "kangen kamu". Dia bahkan mungkin sudah nggak peduli lagi.
It's hurt. Saya bahkan nggak bisa nangis.
Saya ingin sekali bertemu. Saya ingin menjadi orang yg selalu ada saat dia senang, sedih dan susah, selalu menyemangatinya, membantunya, mendampinginya dari nol hingga saya tidak sanggup lagi. Saya benci hubungan jarak jauh seperti ini.
Saya selalu ingin menghiburnya dan membuatnya senang, tapi saya tidak tahu bagaimana caranya. Saya menyesal dulu saya tidak berbuat dan bersikap baik sama dia. Tapi waktu tidak bisa diputar ulang.
Dia bukan orang lain untuk saya. Saya memang tidak banyak cerita tentang diri saya dan itu membuat dia bingung, tapi semua itu karena saya belum sanggup untuk cerita. Tapi toh sudah terlambat. Dia, adalah orang pertama yg saya seriusin untuk jadi pacar (maaf untuk para mantan, tidak bermaksud toh kalian juga tidak serius bukan??). Tapi dia bilang pacaran sama saya rasanya seperti mimpi. Saya sedih.
Saya tahu saya bukan tipe dia. Saya tidak cantik dan bukan orang kantoran (orang lulus aja belom). Saya memang tidak suka dengan gaya hidupnya tapi toh saya tidak melarang karena orang pun butuh refreshing, begitu juga saya yg kadang seperti itu. Saya memang tidak sependapat dan sering sok tahu. Dia juga menyebalkan, bicara suka seenaknya, tapi toh saya tidak peduli, saya masih sayang dia. Saya harus bagaimana? Bagaimana saya harus bersikap? Apakah terhadap mantan bisa sebagai teman biasa saja, teman spesial, atau hanya mantan?
Maaf untuk postingan yg menye-menye mellow galau lebay...whateva'...kumaha aing
It's hurt. Saya bahkan nggak bisa nangis.
Saya ingin sekali bertemu. Saya ingin menjadi orang yg selalu ada saat dia senang, sedih dan susah, selalu menyemangatinya, membantunya, mendampinginya dari nol hingga saya tidak sanggup lagi. Saya benci hubungan jarak jauh seperti ini.
Saya selalu ingin menghiburnya dan membuatnya senang, tapi saya tidak tahu bagaimana caranya. Saya menyesal dulu saya tidak berbuat dan bersikap baik sama dia. Tapi waktu tidak bisa diputar ulang.
Dia bukan orang lain untuk saya. Saya memang tidak banyak cerita tentang diri saya dan itu membuat dia bingung, tapi semua itu karena saya belum sanggup untuk cerita. Tapi toh sudah terlambat. Dia, adalah orang pertama yg saya seriusin untuk jadi pacar (maaf untuk para mantan, tidak bermaksud toh kalian juga tidak serius bukan??). Tapi dia bilang pacaran sama saya rasanya seperti mimpi. Saya sedih.
Saya tahu saya bukan tipe dia. Saya tidak cantik dan bukan orang kantoran (orang lulus aja belom). Saya memang tidak suka dengan gaya hidupnya tapi toh saya tidak melarang karena orang pun butuh refreshing, begitu juga saya yg kadang seperti itu. Saya memang tidak sependapat dan sering sok tahu. Dia juga menyebalkan, bicara suka seenaknya, tapi toh saya tidak peduli, saya masih sayang dia. Saya harus bagaimana? Bagaimana saya harus bersikap? Apakah terhadap mantan bisa sebagai teman biasa saja, teman spesial, atau hanya mantan?
Maaf untuk postingan yg menye-menye mellow galau lebay...whateva'...kumaha aing
1 komentar:
Pertamaxxx.. ^_^
Post a Comment